Gangguan pada sistem reproduksi wanita
Gangguan pada
sistem reproduksi wanita dapat berupa gangguan menstruasi, kanker genitalia,
endometriosis, dan infeksi vagina.
a. Gangguan Kelainan Alat Reproduksi Wanita menstruasi
Gangguan menstruasi terdiri atas amenore
primer dan amenore sekunder. Amenore
primer adalah tidak terjadinya manarkhe (menstruasi) sampai usia 17 tahun
dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder. Amenore sekunder adalah tidak
terjadinya menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang telah
mengalami siklus menstruasi.
b. Kanker genitalia
Kanker genitalia pada wanita
dapat terjadi pada vagina, serviks, dan ovarium. Kanker vagina tidak diketahui
penyebabnya, mungkin karena iritasi yang disebabkan oleh virus. Pengobatannya
dengan kemoterapi dan bedah laser. Kanker serviks terjadi bila pertumbuhan
sel-sel yang abnormal di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dengan
pengangkatan uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina, dan
kelenjar limfa panggul. Kanker ovarium gejalanya tidak jelas. Biasanya dapat
berupa rasa pegal pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan, atau
mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganannya dengan kemoterapi dan
pembedahan.
c. Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan di
mana jaringan endometrium terdapat di luar rahim, yaitu dapat tumbuh di sekitar
ovarium, oviduk, atau jalur di luar rahim. Gejalanya berupa nyeri perut,
pinggang terasa sakit, dan nyeri pada saat menstruasi. Jika tidak ditangani
akan menyebabkan sulit terjadinya kehamilan. Penanganannya dengan pemberian
obat-obatan, laparoskopi, atau bedah laser.
d. Infeksi vagina
Gejalanya berupa keputihan dan
timbul gatal-gatal. Infeksi ini menyerang wanita usia produktif terutama yang
menikah. Penyebabnya adalah akibat hubungan kelamin.
e. Penyempitan Saluran Telur/Oviduk
Kelainan ini merupakan faktor
bawaan, tetapi adapula yang disebabkan karena infeksi kuman tertentu. Saluran
oviduk yang sempit akan membuat sperma sulit untuk menjangkau bagian dalam
saluran tersebut, sehingga menyebabkan pembuahan sulit terjadi.
f. Kanker Cerviks (Mulut Rahim)
Gangguan ini dialami oleh wanita.
Kanker leher rahim adalah kanker yang menyerang leher rahim perempuan melalui
tahap-tahap pra-kanker (displasia ringan), displasia berat, kanker yang belum
menyebar dan kanker yang akan menyebar. Pada stadium lanjut, kanker ini
memiliki gejala pendarahan setelah senggama, pendarahan setelah menopouse dan
keputihan atau keluar cairan kekuningkuningan, berbau dan bercampur dengan
darah.
h. Kanker Payudara
Penyakit ini juga rentan
menyerang wanita. Seorang wanita yang tidak pernah menyusui besar kemungkinan
dapat menderita penyakit ini.
i. Kanker Ovarium
Kanker ovarium adalah kanker yang
menyerang indung telur kiri atau kanan, atau kedua-duanya. Kanker indung telur
biasanya menyerang perempuan yang sudah menopouse (berumur 50 tahun ke atas).
j. Hamil Anggur (Mola Hidalidosa)
Hamil anggur merupakan suatu kehamilan
yang tidak berisi janin, tetapi berisi gelembung-gelembung mola dan bekuan
darah. Hamil anggur dapat menyebabkan kesakitan atau kematian karena
pendarahan, tembusnya dinding rahim oleh proses mola dan infeksi.
k. Condiloma Accuminata
Penyakit condiloma accuminata disebabkan oleh virus Human papilloma. Penyakit ini ditandai dengan
timbulnya kutil yang dapat membesar dan akhirnya dapat menimbulkan kanker mulut
rahim.
Gangguan pada sistem Reproduksi Pria
Gangguan pada sistem reproduksi
pria dapat berupa hipogonadisme, kriptorkidisme, prostatitis, epididimitis, dan
orkitis.
a. Hipogonadisme, merupakan
penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti
hormon androgen dan estrogen. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi,
dan tidak adanya
tanda-tanda kepriaan.
Penanganannya dapat dilakukan dengan terapi hormon.
b. Kriptorkidisme, merupakan
kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam
scrotum pada waktu bayi. Penangannya dapat dilakukan dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk
merangsang testoteron.
c. Uretritis, peradangan
uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil.
Penyebabnya adalah Chlamydia trachomatis,
Ureplasma urealyticum, atau virus herpes.
d. Prostatitis, merupakan
peradangan prostat. Penyebabnya adalah bakteri Escherichia
coliataupun bukan bakteri.
e. Epididimitis, merupakan
infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Penyebabnya adalah E. coli dan Chlamydia.
f. Orkitis, merupakan
peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada
pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
g. Impotensi
Kelainan ini dialami oleh laki-laki, yaitu suatu keadaan penis
yang tidak dapat melakukan ereksi(tegang),
sehingga sulit untuk melakukan kopulasi (fertilisasi).
Biasanya impotensi disebabkan oleh faktor hormonal, yaitu terhambatnya fungsi
hormon reproduksi, bisa juga disebabkan oleh faktor psikologis atau emosional
seseorang.
h. Sifilis
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema
pallidum, penyakit ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual, transfusi
darah, atau luka mikroskopis.
i. Gonorhoe (kencing nanah)
Penyakit gonorhoe adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh
bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit
kelamin ini bisa menular melalui seks bebas. Gejalanya adalah keluar cairan
berwarna putih, rasa nyeri pada saat buang air kecil, pada pria mulut uretra
bengkak dan agak merah.
j. Sifilis (Raja singa)
Penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini menular melalui
hubungan seksual. Gejala yang timbul adalah luka pada kemaluan, bintik atau
bercak merah di tubuh, kelainan saraf, jantung, pembuluh saraf, dan kulit.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar