Pengertian Rasio Keuangan
Rasio
merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk mengenalisis laporan keuangan.
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunakan alat analisa berupa rasio
keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang
baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu
periode ke periode berikutnya.
Analisis
rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan
laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah
perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis
rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon
investor dan kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana. Menurut
Sofyan Syarif ,1998 :
“Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan”.
“Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan”.
Suatu
rasio tidak memiliki arti dalam dirinya sendiri, melainkan harus diperbandingkan
dengan rasio yang lain agar rasio tersebut menjadi lebih sempurna dan untuk
melakukan analisis ini dapat dengan cara membandingkan prestasi suatu periode
dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan selam periode
tertentu, selain itu dapat pula dilakukan dengan membandingkan dengan
perusahaan sejenis dalam industri itu sehingga dapat diketahui bagaimana
keuangan dalam industri.
Dalam
mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, seorang
penganalisis memerlukan adanya ukuran atau yardstick tertentu. Ukuran yang
sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio. Pengertian rasio
sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam “aritmatical terms” yang dapat
digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan. Macamnya
rasio banyak sekali, karena dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis.
Menurut
Bambang Riyanto (1992 : 329), analisis rasio keuangan adalah proses penentuan
operasi yang penting dan karakteristik keuangan dari sebuah perusahaan dari
data akuntansi dan laporan keuangan. Tujuan dari analisis ini adalah untuk
menentukan efisiensi kinerja dari manajer perusahaan yang diwujudkan dalam
catatan keuangan dan laporan keuangan.
S
Dalam
menggunakan analisis rasio keuangan pada dasarnya dapat melakukannya dengan dua
macam perbandingan, yaitu :
Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang telah lalu (histories ratio) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama.
Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang telah lalu (histories ratio) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama.
S
Membandingkan rasio-rasio dari suatu
perusahaan dengan rasio-rasio sejenis dari perusahaan yang lain yang sejenis.
Dengan demikian manfaat suatu angka
rasio sepenuhnya tegantung kepada kemampuan / kecerdasan penganalisis data menginterprestasikan
data yang bersangkutan.
Keuanggulan Dan Keterbatasan
Analisis Rasio Keuangan
Analisis
rasio ini memiliki keuanggulan di banding teknik analisis lainnya. Keuanggulan
tersebut seperti diuraikan oleh Sofyan Syafii Harahap (1998 : 298) antara lain
:
1. Rasio merupakan angka-angka dan ikhtisar statistic yang
lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang
disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi.
5. Menstandarisir ukuran perusahaan
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaandengan perusahaan
lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau time series.
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan
prediksi di masa yang akan dating.
Disamping keunggulan yang dimiliki
analisis rasio ini, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus
disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaannya.
Adapun keterbatasan analisis rasio
menurut Sofyan Syofii Harahap (1998 : 298) ini antara lain :
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat
digunakan untuk kepentingan pemakainya
2. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan juga menjadi
keterbatasan analisis ini seperti :
¥
Bahan
perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran yang
dapat dinilai biasa atau objektif.
¥
Nilai yang
terkandung dalam laporan keuangan dari rasio adalah nilai perolehan ( cost )
bukan harga pasar.
¥
Klasifikasi
dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.
¥
Metode
pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh
perusahaan yang berbeda.
¥
Jika data untuk
menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.
¥
Jika data yang
tersedia tidak sinkron maka akan kesulitan dalam menghitung rasio.
¥
Jika dua atau
lebih perusahaan dibandingkan teknik dan metode yang digunakan berbeda maka
perbandingan dapat menimbulakn kesalahan.
Rasio
keuangan merupakan alat yang sangat berguna, namun mempunyai beberapa
keterbatasan dan harus digunakan dengan hati-hati. Rasio-rasio tersebut
terbentuk dari penfsiran dengan cara menggabungkan beberapa rasio yang ada
menjadi suatu model peramalan yang berarti yaitu model yang disebut analisis
diskriminan. Analisis diskriminan ini menghasilkan suatu index yang
memungkinkan penggolongan suatu observasi ke dalam satu kelompok yang telah
ditetapkan terlebih dahulu, sehingga dengan model ini dapat diukur prospek sutu
perusahaan.
Pemakai Rasio Keuangan
Analisis yang berbeda akan memilih
jenis rasio yang berlainan, tergantung pada siapa yang menggunakan rasio
tersebut. Menurut Budi Rahardjo (1992 : 12) menyatakan bahwa pengguna rasio
keuangan dapat dibedakan menjadi :
A. Intern, yaitu manajemen itu sendiri untuk mengetahui perkembangan perusahaan maupun posisi relative terhadap perusahaan sejenis dlam industry yang sama.
A. Intern, yaitu manajemen itu sendiri untuk mengetahui perkembangan perusahaan maupun posisi relative terhadap perusahaan sejenis dlam industry yang sama.
B. Ekstern, yaitu dapat dibedakan
menjadi :
ö
Kreditur yang
memberikan pinjaman kepada perusahaan yang dapat diklasifikasikan menjadi :
krediturj angka pendek dan kreditur jangka panjang.
ÿ
Kreditur jangka
pendek merupakan orang atau lembaga keuangan yang memberi pinjaman kepada
perusahaan dalam jangka pendek atau yang pinjam akan segera jatuh tempo (tahun
ini). Kreditur jangka pendek ini akan lebih menekankan pada kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau lebih tertarik pada
likuiditas.
ÿ
Kreditur jangka
panjang merupakan orang atau lembaga keuangan yang memberikan pinjaman jangka
panjang atau memegang obligasi yang dikeluarkan perusahaan. Kreditur jangka
panjang akan menekankan pada kelangsungan pembayaran bunga maupun pokok
pinjaman. Mereka lebih menekannkan pada likuiditas, solvabilitas dan
profitabilitas.
ö
Investor atau pemegang
saham sebagai tambahan terhadap likuiditas. Penanam modal (pemilik perusahaan)
juga memperhitungkan kebijakan perusahaan yang mempengaruhi harga saham
perusahaan tersebut di pasaran.
Menurut Hanafi dan Halim (1996),
pada dasarnya analisis rasio bisa dikelompokkan kedalam lima macam kategori,
yaitu:
1.
Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas mengukur kemampuan jangka
pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap
hutang lancarnya (hutang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan). Dua
rasio likuiditas jangka pendek yang sering digunakan adalah rasio lancar dan
rasio quick (sering juga disbut acid test rasio). Rasio lancar mengukur
kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka peendeknya dengan menggunakan
aktiva lancarnya (aktiva yang akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun
atau satu siklus bisnis). Rasio quick merupakan rasio antara aktiva lancar
sesudah dikurangi persediaan dengan hutang lancar dan menunjukkan besarnya alat
likuid yang paling cepat yang bisa digunakan untuk melunasi hutang lancar.
2.
Rasio Aktivitas
Rasio ini melihat pada beberapa aktiva kemudian menentukan
berapa tingkataktivitas aktivaaktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu.
Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin
besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Dana
kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih
produktif. Empat rasio aktivitas tersebut adalah:
a)
Rata-rata umur piutang ,
b)
Perputaran persediaan,
c)
Perputaran aktiva tetap,
d)
Perputaran total aktiva.
3. Rasio Solvabilitas
Rasio ini mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan
yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar
dibandingkan total asetnya. Rasio ini mengukur likuiditas jangka panjang
perusahaan dan dengan demikian memfokuskan pada sisi kanan neraca. Ada beberapa
macam rasio yang dapat dihitung: rasio total hutang terhadap total aset, rasio
Time Interest Earned, rasio Fixed Charges Coverage.
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas yaitu rasio
yang melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio profitabilitas
merupakan aspek fundamental perusahaan, karena selain memberikan daya tarik
yang besar bagi investor yang akan menanamkan dananya pada perusahaan juga
sebagai alat ukur terhadap efektivitas dan effisiensi penggunaan semua sumber
daya yang ada di dalam proses operasional perusahaan. Hanafi dan Halim (1996)
mendefinisikan rasio profitabilitas sebagairasio yang mengukur kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan(profitabilitas) pada tingkat
penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Rasio profitabilitas dapat diukur
dengan beberapa indikator :
%
Profit Margin
Profit Margin
merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan
dengan penjualan yang dicapai.Rumus yang bisa digunakan adalah sebagai berikut
:
Gross Profit Margin = Laba kotor /
Penjualan x 100 %
Profit Margin = EBIT / Penjualan x
100 %
Net Profit Margin = EBIT /
Penjualan x 100 %
%
ROA (Return on
Asset)
Return on Asset juga
sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis merupakan ukuran kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan.Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan
pajak atau EBIT.
ROA = EBIT / Total Aktiva x 100%
%
ROE (Return on
Equity)
%
Rasio ini
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal
tertentu.Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas darisudut pandang pemegang
sahamRasio ROE bisa dihitung sebagai berikut :
ROE = Modal Saham Laba Bersih.
Meskipun, rasio ini mengukur laba
dari sudut pandang pemegang saham, rasio ini tidak memperhitungkan dividen
maupun capital gain untuk pemegang saham. Karena itu rasio ini bukan pengukur
return pemegang saham yang sebenarnya. ROE dipengaruhi oleh ROA dan Leverage
keuangan perusahaan. Selain itu ROE bisa dihitung dengan cara:
ROE =Rata – rata Saham Biasa
Bagian atas persamaan tersebut (numenator)
mencerminkan bagian laba yang bisa dialokasikan ke pemegang saham untuk periode
tertentu, setelah semua hak-hak kreditur dan saham preferen telah dilunasi,
biaya bunga telah dikurangkan dari laba bersih. Sementara dividen untuk saham
preferen belum dikurangkan. Karena itu dividen untuk saham preferen mesti
dikurangkan darilaba bersih perusahaan untuk memperoleh hak bersih pemegang
saham biasa.Pembagi (denominator) persamaan diatas mengukur rata-rata jumlah
saham yang digunakan selama periode tersebut. Saham biasa sama dengan total
saham dikurangi nilai dari nominal saham preferen.
%
ROI ( Return on
Investment)
Return on Investment merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang
dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih
setelah pajak atau EAT. Formula yang digunakan untuk menghitung ROI adalah
sebagai berikut :
ROI = EAT / Total Aktiva Analisa
Return on Investment (ROI)
Dalam analisa keuangan mempunyai
arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang
bersifat menyeluruh (komprehensif). Analisa ROI ini merupakan teknik analisa
yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari
keseluruhan operasi perusahaan. Return on Investment itu sendiri adalah salah
satu bentuk dari ratio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur
kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang
digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Dengan
demikian ratio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi
perusahaan (net operating income)dengan jumlah investasi atau aktiva yang
digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut ( net operating
assets). Sebutan lain untuk ratioini adalah net operating profit rate of return
atau operating earning power. Kegunaan dari analisa ROI dapat dikemukakan
sebagai berikut :
1. Sebagai salah satu kegunaannya
yang prinsipil ialah sifatnya yang menyeluruh. Apabila perusahaan sudah
menjalankan praktek akuntansi yan gbaik maka manajemen dengan menggunakan
teknik analisa ROI dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang bekerja,
efsiensi produksi danefisiensi bagian penjualan. Apabila suatu perusahaan pada
suatu periode telah mencapai “operating aset turnover“ sesuai dengan standar
atau target yang telah ditetapkan, tetapi ternyata ROI-nya masih dibawah
standar target, maka perhatian managemen dapat dicurahkan pada usaha
peningkatan efisiensi disektor produksi dan penjualan. Sebaliknya apabila
profit margin telah mencapai target atau standar yang telah ditetapkan,
sedangkan operating aset turn over masih dibawah target maka perhatian
managemen dapat dicurahka nuntuk perbaikan kebijaksanaan investasi baik dalam
modal kerja maupun dalam aktiva tetap. Rendahnya operating aset turnover ini
bisa disebabkan karena kesalahan dalam kebijakan pembelian bahan mentah yang
dibeli terlalu besar menumpuk di gudang.
2. Apabila perusahaan dapat
mempunyai data industri sehingga dapat diperoleh ratio industri, maka dengan
analisa ROI ini dapat dibandingkan efisiensi penggunaan modal pada
perusahaannya dengan perusahaan lain yang sejenis,sehingga dapat diketahui
apakah perusahaannya berada dibawah, sama, atau diatas rata-ratanya. Dengan
demikian akan dapat diketahui dimana kelemahannya dan apa yang sudah kuat pada
perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.
3. Analisa ROI dapat digunakan
untuk mengukur efisiensi aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh divisi/
bagian, yaitu dengan mengalokasikan semua biayadan modal kedalam bagian yang
bersangkutan. Arti penting mengukur rate of return pada tingkat bagian adalah
untuk dapat membandingkan efisiensi suatubagian dengan bagian yang lain didalam
perusahaan yang bersangkutan. Kelemahan analisa ROI yaitu :
þ
Perbedaan metode
dalam penilaian berbagai aktiva antara perusahaan yang satu dengan perusahaan
yang lain, perbandingan tersebut akan dapat memberi gambaran yang salah. Ada
berbagai metode penilaian inventory (FIFO, LIFO,The Lower cost or market
valuation) yang digunakan akan berpengaruh terhadap besarnya nilai inventory,
dan yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap jumlah aktiva. Demikian pula
adanya berbagai metode depresiasiakan berpengaruh terhadap jumlah aktivanya.
þ
Kelemahan lain
dari teknik analisa ini adalah terletak pada adanya fluktuasi nilai dari uang
(daya belinya). Suatu mesin atau perlengkapan tertentu yang dibeli dalam
keadaan inflasi nilainya berbeda dengan kalau dibeli pada waktu tidak ada
inflasi, dan hal ini akan berpengaruh dalam menghitung investment turn over dan
profit margin
4.Earning Per Share (EPS)
Kadang-kadang pemilik juga menginginkan data mengenai keuntungan yang diperoleh
untuk setiap lembar sahamnya. Keuntungan perlembar saham biasanya merupakan
indikator laba yang diperhatikan oleh para investor yang merupakan angka dasar
yang diperlukan dalam menentukan harga saham.Earning pershare atau laba
perlembar saham merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan per lembar saham pemilik.Laba yang digunakan sebagai ukuran adalah
laba bagi pemilik atau EAT.
EPS = EAT / Jumlah lembar saham
Senada dengan Haniffa, Gray (1988)
dalam Ratmono, (2003), akuntabilitas dipandang lebih sesuai dengan tujuan
akuntansi berdasarkan syari’ah. Gray menganggap bahwa adanya akuntabilitas akan
membuat perusahaan lebih memperhatikan kepentingan sosial. Adanya akuntabilitas
menuntut perusahaan lebih memperhatikan stakeholders dan lingkungan dari pada
stockholders semata. Sementara Triyuwono (2002), berpendapat tujuan akuntansi
syari’ah bersifat materi yaitu pemberian informasi untuk pengambilan keputusan
ekonomi dan bersifat spirit yaitu akuntabilitas. Berbeda dengan Harahap
(2001),dimana tujuan akuntansi syari’ah adalah muamalah yaitu Amar Ma’ruf Nahi
Munkar, keadilan dan kebenaran, maslahat sosial, kerjasamaaa, menghapus
riba,dan mendorong zakat. Sehingga dengan demikian tujuan akuntansi syari’ah
lebih menekankan pentingnya memberikan informasi bagi penghitungan
zakat,pelaksanaan keadilan dan melaporkan kegiatan yang bertentangan
dengansyari’ah. Tujuantujuan tersebut perlu dilakukan dalam rangka memenuh
tanggungjawab bank kepada direct stakeholders maupun indirect stakeholders.
Sementara itu berkaitan dengan konsep kepemilikan (equity), pakar akuntansi
syari’ah antara lain; Harahap (1997), Adnan (1999), Triyuwono (2000),dan
Baydoun dan Willeet (2000), berpendapat mengingat tujuan akuntansi syari’ah
mencakup aspek sosial dan pertanggungjawaban, maka teori enterprise lebih
sesuai dengan akuntansi syari’ah. Mereka berpendapat akuntansi syari’ah
dipandang tidak saja sebagai bentuk akuntabilitas kepada stakeholders dan
Tuhan. Pandangan ini yang mendasari Baydoun dan Willet (2000) mengusulkan
Laporan Nilai Tambah (Value Added Statement) sebagai komponen Laporan Keuangan
Islami yang memberikan perhatian kepada pihak-pihak yang memberikan kontribusi
kepada perusahaan. Akuntasi syari’ah seharusnya memberikan perhatian tidak
hanya sebatas pada pemilik modal tetapi juga kepadapihak-pihak lain.
5. Rasio Pasar
Rasio pasar yaitu rasio yang
mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. Sudut pandang rasio ini lebih
banyak berdasar pada sudut investor atau calon investor, meskipun pihak
manajemen juga berkepentingan terhadap rasio-rasio ini. Ada beberapa rasio yang
bisa dihitung yaitu PER (Price Earning ratio), dividend yield, dan pembayaran
deviden ( deviden payout).
Tidak ada komentar :
Posting Komentar