Minggu, 26 Januari 2014

Pegadaian Part 11 I Prinsip Kerja Dan Ciri-ciri Pegadaian




 PRINSIP KERJA & CIRI-CIRI PEGADAIAN
Prinsip Kerja Pegadaian
1)   Mengarahkan ketimbang mengayuh
Pimpinan pada Perum Pegadaian dalam memberikan penjelasan kepada bawahannya cenderung mengarahkan ketimbang mengayuh. Hal ini terbukti pada sosialisasi budaya organisasi pada pegawai. Dari sosialisasi tersebut pegawai diarahkan untuk menjalankan pekerjaan sesuai dengan budaya yang berlaku pada Perum Pegadaian. Pimpinan cenderung memberikan pengertian bahwa budaya organisasi sangat penting untuk dijalankan untuk mencapai misi organisasi. Pegawai tidak diawasi dan diajari setiap saat, namun yang lebih ditekankan adalah menumbuhkan kesadaran pada individu pegawai agar dapat menjalankan tugas pekerjaannya sendiri sesuai dengan budaya yang diinginkan.
2)   Memberi wewenang kepada masyarakat
Dengan memberikan uang pinjaman pada masyarakat Perum Pegadaian telah memberikan wewenang pada masyarakat untuk mengembangkan sendiri uang dari hasil pinjaman tersebut. Masyarakat dapat mengembangkan pinjaman tersebut untuk berbagai keperluan yang dapat mengembangkan kondisi perekonomiannya. Seperti misalnya menggunakan uang pinjaman untuk berwirausaha sehingga jika berhasil dapat mengangkat perekonomiannya.
3)   Menyuntikkan persaingan ke dalam pemberian pelayanan
Pelayanan dari masing-masing cabang perum pegadaian akan dinilai oleh pusat. Jadi terdapat dorongan untuk melaksanakan pelayanan terbaik pada masing-masing cabang. Seperti pada Perum Pegadaian yang merasa harus bersaing dengan cabang atau institusi lain yang juga bergerak dalam bidang jasa yang sama. Dengan demikian ada komitmen yang kuat dari pegawai untuk terus meningkatkan pelayanan.
4)   Menciptakan organisasi yang digerakkan oleh misi daripada peraturan
Cara kerja Perum Pegadaian digerakkan oleh misi perusahaan yaitu “Membantu program pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya golongan menengah ke bawah dengan memberikan solusi keuangan yang terbaik melalui penyaluran pinjaman skala mikro, kecil dan menengah atas dasar hukum gadai dan fidusia; memberikan manfaat kepada pemangku kepentingan dan melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten; serta melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya..
Misi ini yang lebih mendorong pegawai pegadaian melaksanakan pelayanan yang berkualitas pada masyarakat, daripada peraturan. Melalui misi tersebut Perum Pegadaian ikut meningkatkan perekonomian masyarakat dengan cara memberikan uang pinjaman berdasarkan hukum gadai kepada masyarakat kecil, baik yang bersifat produktif maupun yang bersifat konsumtif, agar mereka terhindar dari praktek pinjaman uang dengan bunga yang tidak wajar.
5)   Lebih berorientasi pada hasil bukan input
Orientasi Perum Pegadaian adalah bagaimana menghasilkan kinerja yang baik sehingga kepuasan konsumen dapat tercipta. Input kinerja seperti sumber daya manusia, modal, dan waktu sebenarnya juga diperhatikan. Namun yang jauh lebih mendapat perhatian dari pimpinan yaitu hasil akhirnya.
6)   Berorientasi pada pelanggan bukan birokrasi
Sesuai dengan misi perusahaan yaitu “Membantu program pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat…” maka orientasi perum Pegadaian adalah pelanggan (rakyat). Pegawai tidak bertindak sebagai abdi Negara, melainkan bertindak sebagai abdi masyarakat.
7)   Berorientasi wirausaha
Kegiatan yang dilakukan pada Perum Pegadaian orientasinya adalah wirausaha. Seperti program CSR yang diberi nama “Go Entrepreneur”. Dengan program tersebut Perum Pegadaian ingin turut berpartisipasi menumbuhkan bibit wirausaha di kalangan muda.
8)   Bersifat antisipatif
Pegawai dalam menjalankan pekerjaannya tidak serta merta hanya menjalankan pekerjaan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kadang kala juga diperlukan antisipasi pemecahan masalah sendiri jika ada kejadian di luar dugaan. Seperti misalnya terjadi peristiwa kerusakan barang akibat kelalaian pegawai di depan konsumen yang secara langsung menyaksikan kelalaian pegawai tersebut, pegawai harus memiliki antisipasi pemecahan masalah yang dapat diterima oleh konsumen, tidak hanya menunggu perintah dan solusi dari atasan.
9)   Menciptakan desentralisasi
Setelah statusnya berubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) pada tahun 1990, maka seluruh kekayaan termasuk pegawai pegadaian dipisahkan dari administrasi Departemen Keuangan. Dari sini desentralisasi mulai terbentuk. Perum Pegadaian merasa perlu memikirkan suatu identitas perusahaan untuk menjalankan usahanya sendiri. Alat timbangan kemudian dipilih sebagai identitas perusahaan yang dikembangkan berdasarkan kepribadan pegadaian yaitu “mengatasi masalah tanpa masalah”. Tentunya itu tidak semata-mata hanya sebagai jargon kalimat tanpa makna, namun kinerja yang ditunjukkan oleh pegawai harus benar-benar dapat memberikan solusi yang baik bagi masyarakat.
Namun jika dilihat pada budaya Perum Pegadaian belum dapat menciptakan desentralisasi. Karena budaya organisasi masih tergantung pada pusat. Berbagai inovasi program yang dijalankan juga merupakan rekomendasi dari pusat, jadi belum dapat mengatur dan membuat budaya organisasi sendiri di cabang tersebut.
10)    Berorientasi pada pasar
Orientasi pada perum pegadaian adalah bagaimana agar pasar dapat berpihak pada perusahaan tersebut. Dengan semakin ketatnya persaingan dalam bidang jasa yang sama, maka pegawai harus pandai agar pasar dapat percaya pada Perum Pegadaian, bukan pada institusi lain.

Ciri Ciri Perusahaan pegadaian
1.      Bentuk perusahaan : Perusahaan Umun (Perum)
2.      Memberi pinjaman kepada masyarakat umum dengan menjaminkan benda” masyarakat
3.      Nilai bunga yang dikenakan kepada nasabah relatif kecil
4.      Prosedur peminjaman mudah dan cepat
5.      Barang yang dapat digadaikan beraneka ragam jenisnya

Tidak ada komentar :

Posting Komentar