A. Pola Gilir dalam Berkomunikasi
Dalam berkomunikasi yang baik seseorang dituntut untuk mempertimbangkan situasi berbicara. Situasi resmi tentu berbeda dengan
situasi tidak resmi. Pembicaraan
pada situasi resmi cenderung menggunakan kata, bentukan kata, serta ungkapan yang baku . Pada situasi santai
atau akrab, seseorang lebih bebas memilih kata dan bentukannya daripada saat situasi
resmi atau formal. Namun dalam komunikasi baku maupun tidak baku,
berkomunikasi haruslahefektif dan lancar.
Komunikasi harus berjalan dua arah (ada yang mendengarkan dan ada yang berbicara). Dengan adanya
pola gilir diharapkan komunikasi
akan seimbang dan berjalan lancar karena adanya proses pergantian bicara sesuai topik
pembicaraan atau sesuai keperluan.
Sikap yang perlu dilakukan dalam pola gilir di
antaranya:
- Menghargai mitra bicara, jika tidak ada keserasian ide maka mencari solusi
hingga ada kesepakatan.
- Santun dalam menyampaikan gagasan atau pesan.
- Peka terhadap kesepakatan.
- Berbicara hal-hal yang penting dengan kalimat yang logis.
- Pesan yang disampaikan berhubungan dengan pokok pembicaraan.
B. Penerapan Pola Gilir dalam
Berbagai Situasi
Menerapkan pola gilir komunikasi dapat terjadi pada situasi-situasi berikut.
- Suasana kehidupan sehari-hari,
seperti di rumah tangga, di sekolah, di pasar,
di kantor , di arisan, dan sanggar.
- Diskusi kelompok, seperti di
sekolah dan di kampus, kegiatan pramuka, dan
di dunia kerja.
- Film atau sinetron.
- Naskah drama dan pementasan
drama.
1. Penerapan pola gilir dalam diskusi
Diskusi adalah bentuk kegiatan berbicara dalam rangka membahas sesuatu masalah secara teratur dan
terarah. Diskusi bertujuan mencari jalan keluar,
pemecahan masalah, membuat keputusan, atau simpulan. Untukdapat memahami pola
gilir berkomunikasi dalam satu diskusi, kita harus memahami lebih dahulu hal-hal yang
berkaitan dengan diskusi. Hal-hal yang
berkaitan dengan kegiatan diskusi, antara lain sebagai berikut.
a. Unsur-Unsur Diskusi
Unsur-unsur
yang terlibat dalam diskusi, adalah sebagai berikut.
1) Pemimpin/Moderator, bertugas
merencanakan dan mempersiapkan dengan teliti topik diskusi, membuka diskusi,
mengatur jalannya diskusi, serta
menutup diskusi.
2) Sekretaris, bertugas mencatat
jalannya diskusi, masalah-masalah yang
dilakukan peserta, saran maupun jawaban penyaji dari awal sampai akhir.
3) Penyaji/pemakalah/pemrasaran,
bertugas menyampaikan pembahasan dengan
sistematis, mudah dipahami, tidak menyinggung peserta,
terbuka, dan bersikap objektif dalam meninjau suatu persoalan.
4) Peserta diskusi, bertugas
menanggapi, memberi masukan, dan lain-lain.
b. Jenis-jenis diskusi
Berdasarkan ruang lingkupnya, diskusi dibedakan seperti berikut.
1) Rapat yaitu pertemuan yang diselenggarakan untuk
membahas sesuatu.
2) Musyawarah yaitu rapat yang bersifat mencari mufakat
atau kata sepakat.
3) Konferensi yaitu pertemuan yang diselenggarakan oleh
organisasi untuk berunding atau bertukar pendapat mengenai masalah yang
dihadapi bersama.
4) Kongres yaitu pertemuan yang diikuti oleh wakil
organisasi atau golongan berbagai kelompok masyarakat dan diselenggarakan
secara berkala untuk membahas dan mengambil keputusan mengenai masalah yang
menyangkut kepentingan bersama.
5) Seminar yaitu pertemuan
untuk membahas suatu masalah di bawah
pimpinan ahli (misalnya guru besar atau pakar)
6) Diskusi
kelompok yaitu jenis diskusi yang biasa dilakukan di dalam kelas untuk membahas suatu masalah.
7) Diskusi
panel adalah diskusi yang
dilakukan oleh sekelompok orang (yang
disebut panel) yang membahas suatu topik yang menjadi perhatian umum di hadapan
khalayak/pendengar,penonton. Khalayak
diberi kesempatan untuk bertanya atau memberikan pendapat.
8) Simposium adalah pertemuan dengan beberapa
pembicara yang mengemukakan
pidato singkat tentang topik tertentu atau tentang beberapa aspek dari topik yang sama.
9) Lokakarya adalah pertemuan antara para ahli atau
pakar untuk membahas masalah
praktis atau yang bersangkutan dengan pelaksanaan
di bidang keahliannya.
10) Sarasehan yaitu pertemuan yang diselenggarakan untuk
mendengarkan pendapat para ahli
mengenai suatu masalah dalam bidang tertentu.
Susunan
tempat duduk dalam diskusi dapat dilihat pada skema berikut.
Keterangan
gambar
X → Pimpinan
Diskusi
S → Peserta Diskusi
1) Tahapan Persiapan
a. Tahap persiapan dilaksanakan
dengan tujuan memperoleh kesepakatan
mengenai hal yang akan dibicarakan.
b. Membagikan tugas kepada para
calon pembicara atau penyaji jika pembicara
lebih dari satu.
2) Tahap Pelaksanaan
a) Pembukaan
Pimpinan
diskusi mengemukakan pokok masalah yang akan disampaikan
dan memperkenalkan calon pembicara.
b) Pelaksanaan diskusi
Pemimpin
diskusi mempersilakan para pembicara menyampaikan pandangannya. Selanjutnya sanggahan
atau dukungan dari pembicara
disampaikan sesuai dengan aturan yang telah disepakati.
c) Acara tanya jawab
Pemimpin
diskusi mempersilakan para pendengar/peserta mengajukan pertanyaan kepada pembicara dipandu
oleh pemimpin diskusi, pembicara/penyaji.
d) Penutup
Pembacaan
simpulan pembahasan diskusi yang telah berlangsung oleh pemimpin diskusi.
Ada baiknya setelah
berdiskusi, kelompok diskusi menyusun laporan hasil diskusi secara tertulis.
- Contoh sistematika laporan hasil
diskusi kelompok
LAPORAN
HASIL DISKUSI KELOMPOK
Nama Kelompok : ... ...
Kelas : ... ...
Sekolah : ... ...
I. Tujuan
Diskusi
II. Masalah yang
didiskusikan
III. Pelaksanaan Diskusi
a. Hari
: ... ...
b. Tanggal
: ... ...
c. Waktu
: ... ...
d. Tempat
: ... ...
e. Susunan anggota : ... ...
IV. Kesimpulan Hasil Diskusi
(Waktu yang digunakan dalam berdiskusi. Pendapat, pertayaaan, dan jawaban
dituliskan beserta namanya. Kesimpulan yang didapat)
V. Hal-hal yang
Disarankan
(Berisikan saran, baik dari peserta
maupun dari kelompok diskusi)
Kuningan, 14 Maret 2012
Ketua Kelompok,
Sekretaris,
Ttd.
Ttd.
(Nama)
(Nama)
- Contoh sistematika notulen diskusi
KOP
NOTULEN DISKUSI
Hari/tanggal :
Tempat
:
Pimpinan diskusi :
Acara
:
Peserta diskusi :
Hasil diskusi :
Tempat dan tanggal diskusi
ttd.
Nama jelas
Hal-hal yang
perlu diperhatikan ketika menyampaikan pendapat dalam diskusi yaitu :
1. mengangkat
tangan
2. menyampaikan
salam
3. memperkenalkan
diri
4. menyampaikan
inti pembicaraan ataupun pendapat
5. mengucapkan salam penutup
1. Penerapan Pola Gilir dalam
Pementasan Drama
Naskah drama dipersiapkan sebelum drama diperankan atau dipentaskan. Naskah drama adalah
cerita yang ditulis dalam bentuk dialog disertai
gerak-gerik dan tingkah laku para tokoh dalam drama. Dalam sebuah drama, kedudukan pelaku
sangat penting. Untuk mementaskan
sebuah drama, seorang pemain harus memahami isi drama termasuk proses dialog. Dalam
dialog, telah diatur penggiliran pembicaraan
diantara para tokoh. Setiap tokoh telah diatur kapan saat menjawab, menanggapi, merespons tokoh
lainnya. Meskipun unsur spontan (improvisasi)
ada dalam dialog drama, namun tokoh yang berimprovisasi tetap harus memerhatikan dengan cermat
saat melakukan improvisasi dialog
agar tidak bertabrakan dengan perkataan tokoh lain.
Beberapa hal yang harus diperhatikan jika memerankan tokoh dalam drama adalah seperti berikut.
a. Teknik Berdialog, Agar
penonton menangkap jalan cerita drama, para pelaku harusmenyampaikan dialog
dengan jelas, ucapan harus wajar, tidak dibuat-buat.
b. Mimik, Mimik
merupakan perubahan raut muka, misalnya tersenyum karena senang, mengerutkan dahi ketika sedang
berpikir, atau menegang saat marah.
c. Intonasi, Intonasi
ialah lagu atau irama dalam mengucapkan kalimat. Ada tekanan
keras atau lembut dalam ucapan, tempo, dan tekanan nada menaik atau menurun.
Pola gilir juga dapat dilakukan dalam membawakan acara. Untuk acara hiburan yang cukup banyak dan panjang,
biasanya dipandu oleh dua orang MC
atau pembawa acara. Kedua pembawa acara tersebut saling bergantian berbicara mengantarkan setiap acara
yang akan dipertunjukkan danmengomentarinya. Dalam memberikan pengantar atau
komentar, dapat diterapkan pola
gilir agar tak terjadi saling ingin bicara dan mendominasi.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar